Polisi selidiki korban dari keracunan gas Hidrogen Sulfida (H2S) di PT Sorik Marapi Geothermal Power (PT SMGP). Kejadian tersebut berlangsung di Desa Sibanggor Julu, Kecamatan Puncak Sorik Marapi, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Sumatera Utara. Informasi terkait bertambahnya menjadi 58 orang sudah beredar di media.
Mengutip CNN Indonesia, Kapolres Madina, AKBP Reza Akbar menuturkan bahwa, “Korban bertambah dari awal 52 menjadi 58 orang. Pasien yang bertambah dirawat di RS Permata Madina dan RSUD Panyabungan. Dan tidak ada yang meninggal dunia”.

Seluruh korban masih dalam perawatan di rumah sakit, gejala yang di alami seperti mual-mual, pusing hingga sesak nafas. Baru-baru ini polisi masih melakukan penyelidikan dan memintai keterangan sejumlah orang.
Insiden berawal saat PT SMGP melakukan welltest yang berlokasi di wellpad AAE Desa Sibanggor Julu Kecamatan Puncak Sorik Marapi, pada hari Minggu 6 Maret 2022 pukul 15.00 WIB. Sebelum peristiwa terjadi, ternyata asap sumur yang berjarak 300 metter dari tempat wellpad AAE di daerah pemukiman Banjar Manggis Desa Sibanggor Julu.
AKBP Reza juga menuturkan bahwa, “Kemudian pada pukul 16.30 WIB, puluhan orang mengalami pusing dan muntah yang diduga akibat H2S. Lalu, mereka dibawa ke rumah sakit yang terdekat, dan ternyata jumlah warga yang diduga keracunan semakin bertambah”.

Korban yang diduga keracunan akhirnya dibawa ke RSUD Panyabungan dan RS Permata Madina. Tatkala itu, sebanyak 12 korban keracunan diantaranya adalah anak-anak di mana tiga orang di antaranya masih berusia 9 bulan.
Menurut informasi, keracunan gas milik PT Sorik Merapi Geothermal Plant sudah berulangkali terjadi. Misalnya, pada 25 Januari 2021 silam, dalam pembangunan power plant Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTPB) tersebut yang juga memakan korban jiwa. Dapatkan sensasi nya lewat permainan slot yang seru jikalau menang menjadikan itu keberuntungan.
Seketika, lima orang meninggal dunia dan puluhan lainnya pingsan akibat dari menghirup gas beracun pipa kran isolasi panas bumi proyek itu. Walaupun memakan korban jiwa, namun perusahaan tersebut tetap beroperasi.